Jumat, 11 Januari 2008

Optimalisasi Terminal Kebumen


Seringya terminal bus 'megah' Tipe A yang berada di jalur lingkar selatan kota Kebumen milik Pemerintah Kabupaten Kebumen menghiasi media masa cetak, terutama koran lokal jawa tengah, dan beberapakali pertanyaan masyarakat melalui acara Selamat Pagi Bupati di Ratih TV dan Radio In-FM (stasiun televisi dan radio milik pemkab Kebumen), tentang tetap 'sepi'nya terminal tersebut, tak urung membuat jajaran eksekutip maupun legislatip di Kabupaten Kebumen harus merumuskan langkah-langkah yang musti ditempuh untuk menjawab pertanyaan masyarakat tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan dengan beberapakali menggelar rapat dengan instansi terkait, termasuk Organda dan paguyuban awak angkutan setempat. Keputusan dari upaya tersebut diantaranya dengan melebarkan jalan Sijago menjadi dua arah dengan masing-masing terdiri dari dua jalur, disusul dengan mengalihkan sebagian mikrobis dengan trayek Kebumen-Purworejo dan beberapa jalur angkudes dengan trayek dari kota Kebumen kearah timur, mulai 17 Desember 2007 kemarin.

Pun hasilnya masih belum mampu meramaikan terminal yang dibangun dengan biaya 13 M tersebut, sehingga desakan legislatip ke pemkab khususnya Dinas Perhubungan Kabupaten Kebumen agar menyusun langkah lanjutan demi terwujudnya terminal yang 'optimal' (diindikasikan dengan 'ramai'). Bisakah itu terwujud dalam waktu dekat, sesuai harapan masyarakat Kebumen ? Sepertinya bukan jalan yang mudah untuk mewujudkannya, hal ini sering dikemukakan oleh Drs Slamet Budiono yang juga kepala Dishub Kabupaten Kebumen, walaupun bukan berarti menyerah, tetapi tetap berupaya sekuat tenaga dengan melibatkan stakeholders yang ada.

Terminal sebenarnya hanyalah salah satu jenis fasilitas tempat henti untuk perpindahan penumpang, selain bus stop dan shelter, yaitu )*suatu tempat dimana terdapat fasilitas bagi penumpang agar dapat naik ke atau turun dari angkutan umum. Fasilitas perpindahan penumpang merupakan bagian dari sistem penyediaan angkutan umum, sehingga eksistensi dan pengoperasian fasilitas perpindahan penumpang harus pula ditujukan untuk mempercepat proses transfer, memberikan kenyamanan dan keamanan saat menunggu, memberikan informasi yang diperlukan, tidak mengganggu kelancaran dan tidak membahayakan arus lalulintas dan pelestarian serta tidak mengganggu aktifitas di sekitar kawasan.

Dan fungsi Terminal adalah titik simpul berbagai moda angkutan, sebagai titik perpindahan penumpang dari moda satu ke moda lain atau dari berbagai moda ke suatu moda, juga suatu titik tujuan atau titik akhir orang setelah turun melanjutkan berjalan kaki ke tempat kerja, rumah atau pasar, dengan kata lain, terminal adalah sebuah titik henti. Menurut Abubakar Ak (1996) fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur utama, (1). Fungsi terminal bagi penumpang, adalah kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. (2). Fungsi terminal bagi Pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalulintas adalah untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan angkutan umum. (3). Fungsi terminal bagi Pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi bus/angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.


Jenis Terminal

Ditinjau dari tipenya Terminal Penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), Angkutan kota (Angkot), dan/atau Angkutan pedesaan (Ades), dengan frekwensi 50-100 kendaraan/jam. )*Feasibility Studi Terminal Tipo Kota Palu Jadi semua harus bermuara kepada pelayanan angkutan umum yang sesuai tuntutan masyarakat, yaitu nyaman mudah, murah dan cepat. Sehingga kebijakkan apapun yang akan diambil pemkab Kebumen, terkait 'optimalasi' terminal kebumen, jangan sampai justru menambah beban operasional bagi kendaraan, tambahan biaya bagi penumpang karena harus berganti angkutan umum atau karena rute yang dilewati bertambah panjang sehingga otomatis ongkosnya akan bertambah. Harapan itu disampaikan Ngadino selaku ketua DPC Organda Kabupaten Kebumen. Lebih lanjut dikatakan, kalau itu yang terjadi (semua angkudes) harus masuk terminal tipe A Kebumen, maka dikawatirkan justru akan memperlemah iklim usaha angkutan di Kebumen.
Karena tidak akan lagi jadi murah dan cepat, melainkan menjadi lambat (karena harus melalui terminal tipe A dahulu) dan mahal untuk mencapai tujuan, yang pada gilirannya penumpang akan berpindah moda, seperti sepeda motor misalnya. Keberpihakkan pemerintah kepada angkutan umum juga belum begitu nampak, di tempat-tempat fasilitas umum seperti pasar dan pertokoan, tidak jarang justru dipasangi tanda larangan berhenti dan tidak ada halte untuk angkutan umum, sementara kendaraan pribadi baik itu sepeda motor maupun mobil justru bisa parkir demikian dekatnya dengan pusat keramaian tersebut. Lalu dimana akan dipertemukan antara penumpang dengan angkutan umum ? dan bagaimana mungkin masyarakat akan beralih ke angkutan umum kalau untuk mendapatkannya saja harus berjalan ratusan meter dengan membawa barang belanjaan misalnya, sementara kalau menggunakan kendaraan pribadi hanya puluhan meter, bahkan kalau becak sudah ada di depan mata ?. Idealnya, kalau mau dilarang berhenti dan atau parkir justru ditujukan kepada kendaraan pribadi, bukan ke angkutan umum.

Nah kalau masih seperti sekarang yang terjadi , berharap pengemudi akan mematuhi rambu larangan berhenti menjadi sesuatu yang berlebihan, walaupun kita tentu saja tidak setuju dengan pelanggaran apapun bentuknya. Jadi berharap terminal tipe A Kebumen Optimal (baca : ramai), tentu saja logis, tetapi terminal hanyalah salah satu fasilitas pendukung dari suatu system transportasi, dan goalnya adalah system transportasi yang aman, nyaman, mudah, cepat dan murah. Jadi kalau yang dibutuhkan halte, untuk di Kebumen seperti di perempatan bakso urip, simpang lima kebulusan, perempatan kedung bener, sekeliling pasar tumenggungan, depan Rita Pasaraya dan tempat-tempat lainnya, mestinya ya dibangun halte, bukannya malah angkutan umum dilarang berhenti. Dan halte juga bukan tempat 'ngetem' angkutan umum, melainkan hanya tempat menaikkan dan menurunkan penumpang.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

aduh bos...radio prima Fm bukan milik pemkab..mungkin yg dimaksud In FM
thangs bos......link ke www.radiokebumen.blogspot.com
pada pada wong kebumen....kaya kuwe

Anonim mengatakan...

Kepada Yth : Kepala Dinas Perhubungan Kab. Kebumen..saya sebagai wong Kebumen sebenarnya senang dengan adanya Terminal type A ini hanya saja akhir - akhir ini saya kurang nyaman menggunakannya karena pengalaman saya&teman2 waktu berada di dalamnya. Antara lain :
1. Banyaknya preman2 yg kadang suka mengganggu wanita sendirian menunggu bis. Adek saya sepulang dari Bandung diganggu 2 orang laki2mabok.
2. Ada teman saya sedang duduk menunggu bis di depan wartel dekat lorong masuk terminal kebumen, eh didatengi seorang bapak2 trus ditanya.."Wis siap durung mbak, rega khan wis dadi, kiye sida khan check in nang Kutorajo ." Betapa kagetnya temen saya itu, mungkin dikira PSK..padahal dia berpakaian sopan. Sambil ngomel2 dia langsung meninggalkan terminal Kebumen pulang ke Dalam kota Kebumen
( tidak jadi pergi ).
3. Waktu itu temen saya langsung bercerita kepada saya, karena sama - sama punya pengalaman yang tidak mengenakan maka kami berdua mencari tahu kenapa terminal kota tercinta punya image negatif begitu rupa.
4. Ternyata didalam terminal tersebut memang ada segerombolan orang yang memanfaatkan salah satu kios untuk transit PSK yang akan diboking oleh para laki2 hidung belang...karena saking penasarannya kami betul2 mencari tahu. Inilah hasil investigasi kami :
a. Kios dekat lorong bernama Wartel Safira ternyata dijadikan tempat transit PSK yang akan berkencan dengan Hidung belang. Modus operandinya memakai
jilbab ( maaf ) supaya dikira wanita baik2. Kami juga telah menginvestigasi beberapa orang bahwa kios tersebut milik Sri Nuriyanti, yang dia juga menjajakan dirinya secara terselubung ( pernah kami pancing untuk kencan ) ternyata dia datang ke tempat yang kami janjikan namun kami tidak muncul, hanya ingin membuktikan.
4. Di belakang dia ada PNS ( belum diangkat sepertinya ) dr dinas DKP Kab. Kebumen yang mengaku sebagai suami ( padahal hanya kedok ) dia berperan sebagai GErMO..dan Jangan kaget ya pak..Salah seorang oknum anggota DPR Kab. Kebumen juga ikut terlibat
( kalo ini monggo bapak investigasi sendiri...tp kalo berani, soalnya harus ijin gubernur untuk hal tersebut )
Kami hanya menyampaikan, fakta2 yang terjadi, sehingga Terminal Sepi.. Monggo jadi wacana oleh bapak untuk bertindak bagaimana. Kepada Ibu Bupati..Kados Pundi meniko Bu..ini Kebumen BERIMAN lho, masa PSK nyamar pake jilbab ga ditindak, yang di jalan saja pada kena Garukan...Apakah karena pelangganya orang penting di Kebumen? Mohon perhatian semua kalangan. Demi Kebumen Beriman. Matur Nuwun

Anonim mengatakan...

Sorry berat bin minta maaf Mas Andi, bener sampeyan - sing dimaksud In-FM gicuu Mas. Trims yo. Salam buat semua crew Prima FM